- IHSG ditutup pada level 7.496 (-2,61% WoW), dengan penurunan harian paling drastis pada hari Senin (30/9) sebesar -2,20%.
- Penurunan IHSG utamanya disebabkan foreign outflow mencapai Rp7,8 triliun setelah IHSG mencatatkan foreign inflow selama 15 minggu berturut-turut.
- Foreign outflow dapat disebabkan oleh aksi profit-taking investor asing setelah penguatan IHSG hingga September atau paket stimulus dari bank sentral China (PBoC) yang membuat investor tertarik dengan market China.
|
- Harga minyak mentah Brent melonjak +10,5% WoW, ditutup pada harga 78,5 dolar AS per barel pada Jumat (4/10), didorong oleh kekhawatiran market atas risiko gangguan pasokan seiring eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah.
- Kekhawatiran ini muncul setelah serangan Iran ke Israel yang dilanjutkan diskusi antara AS dan Israel untuk menyerang fasilitas minyak Iran. Iran sendiri merupakan produsen minyak terbesar ketiga di OPEC.
|
Data NFP AS Lampaui Ekspektasi |
- Nonfarm payrolls (NFP) di AS mencapai 254.000 pada September (vs. Agustus: 142.000), melampaui ekspektasi konsensus sebesar 150.000 pekerja. Selain itu, rasio pengangguran menurun ke 4,1% (vs. Agustus 2024: 4,2%).
- Hal ini memicu perubahan ekspektasi market terhadap Fed cut rate. Berdasarkan CME FedWatch Tool, ekspektasi market bergeser dari yang awalnya mengekspektasikan The Fed untuk melakukan pemangkasan sebesar -75 bps berkurang menjadi sebesar -50 bps hingga akhir 2024.
- Perubahan ekspektasi pemangkasan suku bunga tersebut menyebabkan kenaikan yield obligasi 10Y AS meningkat sebanyak +5,8% WoW. Sementara itu, yield obligasi 10Y Indonesia naik lebih tipis sebesar +2,7% WoW.
|
|
|
Dalam menghadapi volatilitas ini, investor dapat mempertimbangkan instrumen seperti: - Obligasi negara (ORI026-T3: tenor 3 tahun) yang sedang dalam masa penawaran dengan return 6,30% p.a.
- Obligasi FR jangka pendek (PBS032: tenor 2 tahun) dengan return 6,15% p.a. yang memiliki volatilitas harga yang lebih rendah daripada obligasi jangka panjang.
Selain itu, harga minyak akan terus fluktuatif karena dipengaruhi perkembangan geopolitik. Dalam jangka panjang, potensi peningkatan harga minyak akan didorong oleh paket stimulus yang dikerahkan pemerintah China. Hal ini dapat memberikan sentimen positif pada saham emiten migas, seperti $ELSA, $MEDC, $ENRG, dan $WINS. |
|
|
Seminggu Ditawarkan, ORI026 Sudah Diborong Hampir Rp3 Triliun |
SBN Retail seri ORI026 sudah berhasil terjual sebanyak Rp2,9 triliun (per 7 Oktober 2024, pukul 14.00 WIB). Masih ada kesempatan buat kamu untuk ambil kepastian return 6.30% p.a. untuk tenor 3 tahun dan 6,40% p.a. untuk tenor 5 tahun. Masa penawaran hanya berlangsung hingga 24 Oktober 2024 pukul 10.00 WIB! |
|
|
Sumber: Bloomberg per tanggal 4 Oktober 2024 kecuali foreign flow obligasi per 3 Oktober 2024 |
|
|
SBN Ritel ORI026 Sudah Bisa Dibeli di Bibit |
|
| Webinar: Prospek Obligasi Negara Saat Suku Bunga Turun |
|
|
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual produk tertentu. |
|
|
Email ini dikirim oleh PT Bibit Tumbuh Bersama, Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam email ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi investor yang menggunakan APERD PT Bibit Tumbuh Bersama dan menerima email ini. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan PT Bibit Tumbuh Bersama. Reksa dana merupakan produk pasar modal dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas risiko pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Semua investasi mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa depan. Kinerja historikal, keuntungan yang diharapkan dan proyeksi probabilitas disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi.
Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini.
|
Copyright © 2024. All rights reserved. |
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar