🏦 BBNI 1H25: Laba Bersih -6% YoY, di Bawah Ekspektasi

IHSG naik +0,17%, PANI Klarifikasi Rumor Rights Issue. Kompilasi berita untuk hari ini.

   

🏦 BBNI 1H25: Laba Bersih -6% YoY, di Bawah Ekspektasi 

Photo by: Stockbit Snips

Daily Market Performance 🚀

IHSG	Foreign Flow	Kurs USD/IDR	Gold
7.544 +0,17%	-Rp234 miliar	16.315 +0,17%	3.351 -0,67%

Oil	Coal	CPO	Nickel
68,5 +0,23%	116,8 +1,26%	4.244 -1,53%	15.465 -0,69%

👋 Stockbitor!

Bank Negara Indonesia ($BBNI) mencatatkan laba bersih sebesar 4,7 triliun rupiah pada 2Q25 (-12% YoY, -12% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 menjadi 10,1 triliun rupiah (-6% YoY), di bawah ekspektasi karena hanya setara 46% estimasi 2025F konsensus (vs. rata–rata 2 tahun terakhir: 50% realisasi tahunan).

Laba Bersih Tertekan Lemahnya PPOP dan Peningkatan Provisi

Pre–Provision Operating Profit (PPOP) turun -5%/-2% YoY pada 2Q25/1H25, seiring lemahnya Non–Interest Income yang turun -2%/-3% YoY pada 2Q25/1H25 di tengah kenaikan opex sebesar +5%/+3% YoY. Net Interest Income relatif lebih baik, masih naik +0%/+2% YoY pada 2Q25/1H25, meski jauh di bawah pertumbuhan kredit sebesar +7% YoY per Juni 2025, meng–highlight tekanan pada margin. Net Interest Margin (NIM) pada 2Q25 turun ke 3,7% (vs. 2Q24: 4%, 1Q25: 3,9%) akibat tingginya Cost of Fund, sehingga posisi NIM pada 1H25 berada di level 3,8% (vs. 1H24: 4%).

Kualitas Aset

Beban provisi meningkat menjadi 2 triliun rupiah pada 2Q25 (+15% YoY, +15% QoQ), sehingga beban provisi selama 1H25 menjadi 3,8 triliun rupiah (+8% YoY). Rasio NPL sendiri berada di level 1,9% pada 2Q25 (vs. 2Q24: 2%, 1Q25: 2%), dengan segmen konsumer mengalami peningkatan NPL menjadi 2,1% (vs. 2Q24: 1,6%, 1Q25: 2%). Peningkatan ini utamanya terlihat pada sub–segmen pembiayaan rumah (mortgage) dan kendaraan (auto), yang diatribusikan oleh manajemen kepada pelemahan daya beli.

Keterlibatan dalam Koperasi Desa Merah Putih

Manajemen BBNI tidak memberikan penjelasan yang lengkap terkait keterlibatan perseroan dalam Koperasi Desa Merah Putih. Namun, manajemen mengatakan bahwa pembahasan dengan pemerintah dilakukan dengan mengakomodasi kepentingan semua stakeholders. Dalam pemberian kredit, perbankanlah yang akan menjalankan proses assesment terhadap calon debitur dan porsi pemberian kredit pun dirasa masih akan tergolong manageable.

Key Takeaway

Pelemahan kinerja pada 2Q25 sejalan dengan indikasi yang telah kami tuliskan sebelumnya. Pasca–rilis kinerja 1H25, manajemen BBNI menurunkan guidance NIM untuk 2025 dari kisaran 4–4,2% menjadi minimum 3,8%. Pemangkasan ini dilakukan meski manajemen memperkirakan kondisi likuiditas perbankan akan membaik pada 2H25 seiring dengan: 1) penurunan yield dan kepemilikan SRBI; 2) penurunan suku bunga BI; dan 3) akselerasi belanja pemerintah. Sementara itu, guidance pertumbuhan kredit (+8–10% YoY) dan Cost of Credit (~1%) tidak berubah.

📢 PANI Klarifikasi Rumor Rights Issue

1. $PANI: Pantai Indah Kapuk Dua mengatakan dalam klarifikasi kepada BEI pada Kamis (24/7) bahwa perseroan tidak pernah memberikan keterangan atau tanggapan resmi kepada media terkait rumor akan menggelar rights issue pada akhir tahun ini. PANI juga menegaskan bahwa hingga tanggal surat klarifikasi tersebut dibuat, perseroan tidak pernah menyatakan rencana untuk melakukan rights issue. Pernyataan PANI muncul setelah Bloomberg Technoz pada Rabu (23/7) melaporkan bahwa PANI akan menggelar rights issue dengan harga pelaksanaan sebesar 20.000 rupiah per lembar pada Desember 2025, dengan perseroan disebut akan mengumumkannya dalam waktu dekat. PANI menjelaskan dalam klarifikasinya bahwa perseroan selalu terbuka untuk segala kemungkinan dan alternatif terkait aksi korporasi — termasuk rights issue — demi mendukung rencana ekspansi dan keberlangsungan usaha perseroan.
2. $UNTR: United Tractors mencatatkan penjualan alat berat merek Komatsu sebanyak 379 unit pada Juni 2025 (-18,1% MoM, -2,8% YoY). Secara kumulatif selama 1H25, penjualan Komatsu mencapai 2.728 unit (+27,1% YoY), setara 59% dari target 2025 di level 4.600 unit, dengan market share stabil di level 26% (vs. 5M25: 26%, 1H24: 28%). Dari segmen kontraktor pertambangan, UNTR mencatatkan volume produksi batu bara sebesar 68,4 juta ton (-1,6% YoY) selama 1H25, dengan overburden removal sebesar 532,8 juta bcm (-9,4% YoY).
3. $BTPS: Bank BTPN Syariah mencatat laba bersih sebesar 333 miliar rupiah pada 2Q25 (+16% YoY, +7,2% QoQ), menandai laba kuartalan tertinggi sejak 2Q23. Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 naik +17% YoY menjadi 644 miliar rupiah, sejalan dengan ekspektasi (51% estimasi 2025F konsensus, 1H24: 52% realisasi tahunan). Peningkatan laba bersih disebabkan oleh turunnya beban provisi sebesar -41% YoY pada 2Q25 dan -42% YoY selama 1H25, dengan Cost of Credit turun menjadi 7,8% pada 2Q25 (vs. 2Q24: 12,7%, 1Q25: 8,5%) dan 8,2% selama 1H25 (vs. 1H24: 13,3%). Sementara itu, NPF Gross turun ke level 3,1% dari posisi akhir tahun, meski masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu (vs. 4Q24: 3,7%, 2Q24: 3%). Adapun PPOP masih turun -13% YoY selama 1H25, seiring Net Margin Income yang masih melemah -4,9% YoY.
4. $DMAS: Puradelta Lestari mencatatkan marketing sales sebesar 114 miliar rupiah pada 2Q25 (-79% YoY, -76% QoQ). Hasil ini membuat marketing sales selama 1H25 mencapai 580 miliar rupiah (-47% YoY), setara ~32% dari target 2025 di level 1,81 triliun rupiah. Direktur & Sekretaris Perusahaan DMAS, Tondy Suwanto, mengatakan bahwa perseroan mencatatkan penjualan lahan industri sebesar 18 hektare selama 1H25 (vs. 1H24: 34 hektare, 1Q25: 14,2 hektare). Tondy menyebut bahwa sektor data center menjadi pendorong utama marketing sales 1H25, dengan kontribusi sebesar 69%. Tondy juga mengungkap bahwa masih ada permintaan lahan industri ~75 hektare, yang didominasi sektor data center sebesar lebih dari 50%.
5. $IPCC: Indonesia Kendaraan Terminal mencatatkan laba bersih sebesar 63 miliar rupiah pada 2Q25 (+48% YoY, +22% QoQ), sehingga laba bersih selama 1H25 mencapai 114 miliar rupiah (+41% YoY). Pendapatan pada 2Q25 tumbuh mencapai 212 miliar rupiah (+15% YoY, +4% QoQ), sehingga pendapatan selama 1H25 tumbuh +15% YoY menjadi 416 miliar rupiah. Selain pendapatan, pertumbuhan laba bersih yang solid pada 2Q25 utamanya didorong ekspansi margin laba kotor yang naik ke level 43,2% (vs. 2Q24: 35,4%, 1Q25: 38,2%), sehingga laba kotor tumbuh +40% YoY, +18% QoQ.

Top Gainer 🔥

$BRPT	$ENRG	$BFIN	$TOBA
+11,71%	+10,29%	+4,64%	+4,23%

Top Loser 🤕

$SSMS	$BBYB	$BBNI	$ADRO
-5,45%	-3,17%	-3,08%	-3,04%

 🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui…

 

1. CNN melaporkan bahwa Thailand dan Kamboja terlibat baku tembak di sepanjang perbatasan kedua negara tersebut untuk hari kedua pada Jumat (25/7), dengan lebih dari selusin orang dilaporkan tewas dan lebih dari 100.000 warga sipil dievakuasi. Ketegangan antara kedua negara tersebut telah memanas selama beberapa bulan belakangan, didorong oleh sengketa wilayah di perbatasan darat.
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada Kamis (24/7) mengatakan bahwa syarat pembebasan TKDN dalam framework perjanjian perdagangan dengan AS tidak berlaku untuk seluruh produk AS. Airlangga menjelaskan bahwa persyaratan bebas TKDN tersebut hanya berlaku pada produk teknologi informasi dan komunikasi (ICT), data center, dan komponen alat kesehatan. Airlangga juga menambahkan bahwa produk–produk tersebut tetap harus memenuhi peraturan impor yang ditetapkan kementerian teknis dan mengacu pada pengakuan sertifikasi dari otoritas terkait, misalnya Badan Pengawas Obat dan Makanan.
3. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada Kamis (24/7) mengatakan bahwa tidak ada penghapusan larangan ekspor mineral penting Indonesia dalam detail framework perjanjian perdagangan dengan AS. Airlangga menyebut bahwa kegiatan ekspor mineral Indonesia tetap harus berdasarkan ketentuan existing, yakni hasil dari proses hilirisasi. Pernyataan Airlangga muncul setelah Gedung Putih AS mengumumkan bahwa Indonesia setuju untuk menghapus pembatasan ekspor komoditas industri — termasuk mineral penting — dalam framework perjanjian perdagangan.
4. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan ekspor minyak sawit Indonesia akan turun sekitar -5,1% YoY selama 2025 ke level 28 juta ton seiring meningkatnya konsumsi domestik akibat penggunaan campuran biodiesel yang lebih tinggi, menurut laporan Bloomberg. Ketua Gapki, Eddy Martono, menyebut bahwa pihaknya memperkirakan bahwa produksi minyak sawit Indonesia akan tumbuh +3,7% YoY selama 2025 ke level 50 juta ton. Gapki juga memperkirakan bahwa ekspor minyak sawit Indonesia ke AS dapat meningkat dari level 2,2 juta ton pada 2024 menjadi ke kisaran 2,3–2,4 juta ton selama 2025 jika tarif untuk komoditas ini diturunkan dari level 19%.
5. Anak usaha Sumber Global Energy ($SGER) dan Bintang Mitra Semestaraya ($BSMR), PT Hidrogen Peroxida Indonesia, menandatangani perubahan perjanjian kredit sindikasi dari 160 miliar rupiah menjadi 350 miliar rupiah, dengan opsi peningkatan menjadi 600 miliar rupiah. Pinjaman ini ditujukan untuk pembangunan pabrik hidrogen peroksida (H2O2) terbesar kedua di Indonesia dengan kapasitas produksi 20 ribu metrik ton per tahun.
6. Komisaris Utama Nusa Raya Cipta ($NRCA), Johannes Suriadjaja, menjual ~1,8 juta saham NRCA dengan harga rata–rata 1.015 rupiah per lembar pada 21 Juli 2025. Total nilai transaksi mencapai ~1,8 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan Johannes Suriadjaja di NRCA turun dari 0,15% menjadi 0,08%. Pada hari yang sama, PT Persada Capital Investama membeli 4 juta saham NRCA dengan harga rata–rata 815 rupiah per lembar atau senilai total ~3,3 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan PT Persada Capital Investama di NRCA naik dari tidak ada menjadi 0,16%.

⏳ Rahasia Perjalanan Panjang di Pasar Saham

"You know the plan, you will enjoy the ride." – blackmon14

Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini

Dalam dunia pasar saham yang penuh dinamika, pergerakan indeks sering kali bukan sekadar kebetulan, melainkan bagian dari skenario besar yang telah dirancang — sebuah "gameplan" yang hanya dapat dinikmati oleh mereka yang memahami arah dan tujuannya. Ibarat perjalanan dengan rangkaian kereta, investor yang cermat akan melompat dari satu peluang ke peluang lain, menyusun potongan puzzle untuk akhirnya menemukan harta karun tersembunyi di bursa. Namun, untuk mencapainya dibutuhkan kepekaan, lingkungan yang positif, dan kemauan untuk terus belajar. Baca tulisan lengkapnya dari blackmon14 untuk memahami bagaimana cara melihat potensi yang tidak semua orang bisa lihat!

Sekilas tentang blackmon14

Seorang profesional yang memutuskan untuk menjadi full time trader. Sering mengulas mengenai trading dan bandarmologi di Stream dan merupakan founder dari Zhuan Community.

Copyright 2025 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips.

Disclaimer: 

Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital ("Stockbit"), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research. 

Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah "https://stockbit.com/" dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri "@Stockbit.com" Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.

Want to change how you receive these emails? 
Unsubscribe here

 

Share this history on :

Tweet