๐ถ EXCL 2Q25: Rugi Bersih Rp1,6 T, di Bawah Ekspektasi
Photo by: Stockbit Snips
Daily Market Performance ๐
| | | | |
| 7,936 +0,38% | -Rp213 miliar | 16.360 +0,40% | 3.419 -0,03% |
| | | | |
| 66,5 -0,30% | 113,0 -0,26% | 4.487 +0,38% | 15.285 +1,23% |
๐ Stockbitor!
XLSmart Telecom Sejahtera ($EXCL) mencatatkan rugi bersih sebesar 1,6 triliun rupiah pada 2Q25 (vs. 1Q25: laba 385 miliar rupiah, 2Q24: laba 484 miliar rupiah). Hasil ini membuat rugi bersih EXCL selama 1H25 menjadi 1,2 triliun rupiah (vs. 1H24: laba 1 triliun rupiah), di bawah ekspektasi 2025F konsensus yang memperkirakan laba bersih 1,5 triliun rupiah. Berikut beberapa catatan penting kami:
Jumlah Pelanggan Naik Menjadi 82,6 Juta
Secara operasional, EXCL mencatatkan jumlah pelanggan mobile sebesar 82,6 juta pada 2Q25 (+41% YoY, +40% QoQ), di bawah estimasi awal basis pelanggan di level 94,5 juta. Manajemen EXCL menjelaskan bahwa basis pelanggan yang lebih rendah dibanding estimasi tersebut disebabkan oleh harmonisasi definisi pelanggan pasca–merger. Adapun average revenue per user (ARPU) mobile turun ke level 36 ribu rupiah pada 2Q25 (-14% YoY, -5% QoQ) akibat ARPU pelanggan Smartfren yang lebih rendah (2024: 24 ribu rupiah) dibandingkan XL Axiata (2024: 43 ribu rupiah).
Peningkatan Biaya pada Seluruh Beban Pasca–merger
Rugi bersih secara kuartalan pada 2Q25 disebabkan oleh kenaikan seluruh beban yang lebih agresif dibandingkan pertumbuhan pendapatan. Kenaikan beban utamanya berasal dari beban gaji dan karyawan yang mencapai 1,1 triliun rupiah pada 2Q25 (+139% YoY, +114% QoQ) akibat peningkatan jumlah karyawan, serta beban infrastruktur sebesar 3 triliun rupiah (+39% YoY, +29% QoQ) akibat peningkatan jumlah situs dan beban regulasi dari spektrum tambahan yang diperoleh pasca–merger.
Keseluruhan beban tersebut menekan rugi setelah pajak EXCL ke level 1,6 triliun rupiah pada 2Q25. Meski demikian, EXCL melaporkan bahwa perseroan masih mencetak laba setelah pajak yang telah ternormalisasi (normalized profit after tax) sebesar 313 miliar rupiah pada 2Q25 (-36% YoY, -19% QoQ) jika mengesampingkan beban one–off seperti biaya integrasi (379 miliar rupiah), biaya depresiasi yang dipercepat (739 miliar rupiah), dan impairment aset (802 miliar rupiah).
Impairment aset yang tercatat pada 2Q25 berasal dari aset yang dimiliki untuk frekuensi 900 MHz, rentang frekuensi yang akan dikembalikan EXCL pada akhir 2026.
Guidance 2025: Margin EBITDA Sekitar 40–45%
Menyusul rilis pasca–merger, manajemen EXCL mengumumkan guidance awal untuk tahun 2025, dengan target pertumbuhan pendapatan +20–30% YoY (vs. 1H25: +12% YoY) dan margin EBITDA 40–45% (vs. 1H25: 46%). Manajemen EXCL juga mengantisipasi adanya tambahan beban integrasi sebesar 1 triliun rupiah pada 2H25 dan mengekspektasikan penurunan beban opex sekitar 100–200 juta dolar AS atau setara 1,6–3,2 triliun rupiah pada tahun ini.
Key Takeaway
Menyusul rilis kinerja keuangan ini, saham EXCL turun -6,8% ke level 2.760 rupiah per lembar pada Rabu (27/8). Kami menilai bahwa market bereaksi negatif akibat realisasi biaya integrasi yang lebih besar dibandingkan ekspektasi market.
Ke depannya, kinerja EXCL hingga akhir 2025 masih akan menantang karena beberapa faktor, yaitu: 1) proyeksi tambahan biaya integrasi hingga 1 triliun rupiah selama 2H25; dan 2) biaya depresiasi yang dipercepat juga masih berlanjut karena berkaitan dengan peralatan 900MHz dan aset dari vendor lama. Hal ini juga terlihat dari margin EBITDA yang masih diekspektasikan menurun dari level 46% pada 2Q25 menjadi kisaran 40–45% selama 2025, salah satunya akibat margin EBITDA FREN yang lebih rendah.
๐ช Proyek Emas MDKA Dikabarkan Berencana IPO
- $MDKA: Kontan melaporkan bahwa anak usaha Merdeka Copper Gold yang mengelola proyek emas Pani sudah mendaftarkan diri untuk IPO ke OJK. Kontan menyebut bahwa IPO ini akan digelar pada September 2025, dengan Trimegah Sekuritas Indonesia ($TRIM) dan Indo Premier Sekuritas sebagai underwriter. Indo Premier mengatakan kepada Kontan bahwa tidak ada informasi yang dapat mereka sampaikan, sementara TRIM belum memberikan respons.
- $BREN: Pemegang saham Barito Renewables Energy, Green Era Energy Pte. Ltd., menjual 2 miliar saham BREN, berdasarkan data KSEI per 22 Agustus 2025. Nilai transaksi tidak diketahui. Setelah transaksi ini, kepemilikan Green Era Energy Pte. Ltd. pada BREN turun dari 23,6% menjadi 22,1%. Sebelumnya, Green Era Pte. Ltd. menjual 8,3 juta saham BREN dengan harga rata–rata 9.126 rupiah per lembar pada 11–13 Agustus 2025 untuk menambah free float saham beredar.
- $PGAS: Perusahaan Gas Negara mencatatkan volume penjualan gas sebanyak 834 BBtud selama 7M25 (-2% YoY), lebih rendah sekitar 4–13% dari target 2025 di kisaran 873–958 BBtud. Sementara itu, volume transmisi gas mencapai 1.638 MMSCFD selama 7M25 (+10% YoY), lebih tinggi +14% dari target 2025 di level 1.435 MMSCFD. Adapun volume penjualan upstream mencapai 16.519 BOEPD selama 7M25 (-20% YoY), lebih rendah -4% dari target 2025 di level 17.227 BOEPD.
- $MITI: Mitra Investindo melalui entitas usahanya, PT Danau Buntar Kuarsa dan PT Kendawangan Prima Silika, mendapatkan izin usaha pertambangan (IUP) tahap eksplorasi untuk pertambangan pasir silika. IUP eksplorasi PT Danau Buntar Kuarsa mencakup wilayah kerja seluas 4.888 ha, sementara area konsesi IUP eksplorasi PT Kendawangan Prima Silika seluas 2.965 ha. Kedua wilayah IUP tersebut berlokasi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat dan berdekatan dengan lokasi IUP entitas MITI lainnya — yakni, PT Kendawangan Berkah Kersik — yang telah memperoleh IUP eksplorasi pada akhir Januari 2025.
- $DSSA: Dian Swastatika Sentosa melalui anak usahanya, PT DSSR Daya Mas Sakti, mendirikan joint venture dengan PT FirstGen Geothermal Indonesia, anak perusahaan Energy Development Corporation yang merupakan bagian dari First Gen Corporation. Usaha patungan ini akan berfokus pada pengembangan dan pengelolaan sumber daya panas bumi dengan potensi kapasitas gabungan sekitar 440 MW di 6 lapangan yang berlokasi di Jawa Barat, Flores, Jambi, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tengah. Energy Development Corporation sendiri merupakan produsen energi baru terbarukan asal Filipina.
- $KRYA: Pemegang saham Bangun Karya Perkasa Jaya pada Selasa (26/8) menyetujui penunjukkan William Teng sebagai direktur utama baru perseroan, menggantikan Dharmo Budiono. William Teng sendiri saat ini menjabat sebagai CEO PT Green City Traffic (ECGO) dan direktur Green City SG Pte. Ltd. Sementara itu, Green City SG Pte. Ltd. membeli 41% saham KRYA dengan harga 33 rupiah per saham pada 25 Agustus 2025. Transaksi ini merupakan bagian dari akuisisi pengendali baru, sebagaimana yang telah diumumkan perseroan pada Juli 2025.
Top Gainer ๐ฅ
| | | | |
| +10,55% | +8,52% | +7,17% | +6,08% |
Top Loser ๐ค
| | | | |
| -7,41% | -7,21% | -6,76% | -5,15% |
๐ฅ Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui…
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan kepada Reuters pada Selasa (26/8) bahwa AS pada prinsipnya telah sepakat untuk membebaskan atau mengenakan tarif mendekati nol untuk komoditas kakao, minyak sawit, dan karet asal Indonesia dari tarif 19% yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump. Airlangga mengeklaim bahwa pembebasan tarif untuk ketiga komoditas tersebut akan berlaku setelah kedua belah pihak mencapai kesepakatan akhir, tetapi belum ada jadwal yang ditetapkan karena AS sedang sibuk dalam perundingan tarif dengan negara lain. Kedutaan Besar AS di Jakarta belum menanggapi klaim Airlangga tersebut.
- Ribuan buruh dari berbagai daerah akan menggelar aksi demonstrasi pada Kamis (28/8) di Gedung DPR RI dan Istana Kepresidenan, Jakarta. Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Said Iqbal, menyebut bahwa buruh menuntut kenaikan upah dan penghapusan outsourcing melalui demonstrasi ini.
- Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan bahwa LPS menurunkan suku bunga maksimum penjaminan simpanan rupiah di bank konvensional sebesar 25 bps menjadi 3,75%. Sementara itu, suku bunga maksimum untuk penjaminan simpanan dalam bentuk valas di bank konvensional dipertahankan di level 2,25%. Suku bunga ini akan berlaku pada 28 Agustus–30 September 2025. Keputusan ini menyusul tren penurunan suku bunga dan upaya untuk memperkuat kinerja ekonomi, sekaligus menegaskan kembali sinergi kebijakan.
- Bloomberg melaporkan bahwa Danantara telah menandatangani perjanjian induk senilai 1,42 miliar dolar AS dengan GEM Co. Ltd. untuk mengembangkan smelter HPAL dengan kapasitas produksi 66.000 ton nikel MHP per tahun. Kedua pihak akan berinvestasi bersama dalam proyek tersebut, yang diharapkan dapat melibatkan kolaborasi dengan Vale Indonesia ($INCO) dan mitra lainnya.
- Perusahaan migas asal Inggris, EnQuest, mengumumkan bahwa pihaknya bersama dengan mitra joint venture dan pemerintah Indonesia telah menandatangani kontrak bagi hasil produksi untuk blok eksplorasi Gaea dan Gaea II di Papua Barat. EnQuest sendiri memiliki 40% hak partisipasi di kedua blok tersebut. Perjanjian ini menandai masuknya EnQuest ke Indonesia.
- Archi Indonesia ($ARCI) melalui anak usahanya, PT Tambang Tondano Nusajaya, menunjuk PT Macmahon Indonesia sebagai kontraktor jasa pertambangan untuk proyek tambang bawah tanah Kopra. Kerja sama ini berlangsung selama 34 bulan dengan nilai transaksi yang tidak disebutkan.
✨ Kisah Nyata, Sukses Investasi dengan Modal Mulai dari Rp10 Juta
"Sukses investasi bukan ditentukan oleh besar kecilnya modal, tapi oleh disiplin, kesabaran, dan konsistensi." – husin1030
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini
Banyak orang mengira sukses di investasi saham hanya untuk yang punya miliaran rupiah. Padahal, dengan modal Rp10–25 juta pun perjalanan menuju kekayaan bisa dimulai. Dalam tulisannya, Husin1030 membagikan beberapa kisah nyata, investor yang memulai dengan modal kecil hingga menjadi sukses. Dari yang memiliki background sopir taksi, satpam, hingga office boy. Dari mereka semua, tentunya ada pelajaran investasi yang dipetik. Selengkapnya bisa kamu baca di sini!
Copyright 2025 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips.
Disclaimer:
Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital ("Stockbit"), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah "https://stockbit.com/" dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri "@Stockbit.com" Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
Want to change how you receive these emails?
Unsubscribe here
0 komentar:
Posting Komentar