Rabu, 30 Juli 2025

🏦 BBCA 1H25: Laba Bersih +8% YoY, Naikkan Guidance CoC

IHSG turun -0,89%, ASII 1H25: Laba Bersih -2% YoY, Operasional Relatif Lemah. Kompilasi berita untuk hari ini.
open


   

🏦 BBCA 1H25: Laba Bersih +8% YoY, Naikkan Guidance CoC

Photo by: Stockbit Snips

Daily Market Performance 🚀

IHSG Foreign Flow  Kurs USD/IDR Gold
7.550 -0,89% -Rp635 miliar 16.393 -0,03% 3.359 +0,16%


Oil Coal CPO Nickel
71,4 -0,46% 119,6 +0,29% 4.273 +0,45% 15.316 +0,31%


👋 Stockbitor!

Bank Central Asia ($BBCA) mencatatkan laba bersih sebesar 14,9 triliun rupiah pada 2Q25 (+6% YoY, +5% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 menjadi 29 triliun rupiah (+8% YoY), sejalan dengan ekspektasi (50% estimasi 2025F konsensus vs. 1H24: 49% realisasi 2024). Secara umum, kinerja pada 2Q25 dan 1H25 tidak berbeda jauh dengan kinerja 1Q25, tetapi dengan perhatian lebih pada aspek kualitas kredit.

Laba Bersih Didorong PPOP yang Solid (+8/+9% YoY) pada 2Q25/1H25

Net Interest Income (NII) tumbuh +6%/+7% YoY pada 2Q25/1H25, ditopang pertumbuhan kredit +13% YoY per Juni 2025 (vs. Maret 2025: +13% YoY). Manajemen BBCA masih mempertahankan guidance pertumbuhan kredit di kisaran +6–8% YoY untuk 2025, mengingat realisasi pertumbuhan kredit selama 1H25 terdorong lonjakan pinjaman money market jangka pendek dan sikap yang lebih hati–hati. Non–Interest Income (Non–II) tumbuh solid +13%/+11% YoY pada 2Q25/1H25, dengan pertumbuhan opex terjaga sebesar +8%/+5% YoY.

Kualitas Aset Turun, Guidance CoC Naik dari 0,3% ke 0,3–0,5%

Beban provisi pada 2Q25/1H25 melonjak +81%/+43% YoY, sehingga Cost of Credit (CoC) per 1H25 mencapai 0,5% (vs. 1H24: 0,3%). Manajemen BBCA mengatakan bahwa penambahan provisi ini merupakan langkah proaktif perseroan dalam menghadapi situasi yang masih mengandung banyak ketidakpastian. NPL gross kembali meningkat ke level 2,2% pada 2Q25 (vs. 1Q25: 2%, 4Q24: 1,8%). Secara segmental, penurunan kualitas aset terjadi pada segmen 'SME' dan 'Konsumer.' Oleh karena itu, BBCA melihat pertumbuhan kredit dari kedua segmen tersebut berpotensi terus melambat pada 2H25. Per 1H25 sendiri, segmen 'SME' dan 'Konsumer' masing–masing mengalami pertumbuhan kredit sebesar +11% YoY dan +8% YoY. 

Key Takeaway

Meski berharap akselerasi belanja pemerintah dan penurunan suku bunga akan mendorong perekonomian — dan pada akhirnya pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (terutama CASA) — pada 2H25, manajemen BBCA tetap mempertahankan guidance pertumbuhan kredit, sementara menaikkan guidance CoC sebagai langkah proaktif dan kehati–hatian

🚗 ASII 1H25: Laba Bersih -2% YoY, Operasional Relatif Lemah

  1. $ASII: Astra International mencatatkan laba bersih sebesar 8,6 triliun rupiah pada 2Q25 (+2% YoY, +24% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 menjadi 15,5 triliun rupiah (-2% YoY), setara 49% estimasi 2025F konsensus. Laba bersih pada 2Q25 terdorong oleh pendapatan lain–lain dan keuntungan kurs, yang secara gabungan mencapai 1,5 triliun rupiah/1,6 triliun rupiah pada 2Q25/1H25 (vs. 2Q24/1H24: 208 miliar rupiah/346 miliar rupiah). Secara operasional, laba usaha turun -7%/-8% YoY pada 2Q25/1H25, dengan realisasi laba usaha selama 1H25 sejalan dengan ekspektasi (48% estimasi 2025F konsensus vs. 1H24: 49% realisasi 2024). Secara segmental, laba bersih segmen 'Jasa Keuangan' (+6% YoY), 'Agribisnis' (+40% YoY), dan 'Infrastruktur' (+38% YoY) menjadi penopang kinerja ASII selama 1H25, sementara segmen 'Auto' (-8% YoY) serta 'Alat Berat & Pertambangan' (-15% YoY) mengalami penurunan. 
  2. $PANI: Pantai Indah Kapuk Dua dan anak usahanya, Bangun Kosambi Sukses ($CBDK), mengumumkan bahwa laporan keuangan 1H25 masing–masing akan diaudit. Dengan demikian, kedua emiten tersebut akan menyampaikan laporan keuangan 1H25 paling lambat 30 September 2025.
  3. $ISAT: Indosat mencatatkan laba bersih sebesar ~1 triliun rupiah pada 2Q25 (-29% YoY, -22% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 menjadi 2,3 triliun rupiah (-15% YoY), di bawah ekspektasi (42% estimasi 2025F konsensus). Secara operasional, laba usaha selama 1H25 turun -14% YoY menjadi ~4,9 triliun rupiah, di bawah ekspektasi (42% estimasi 2025F konsensus), akibat penurunan pendapatan (-3% YoY) dan kenaikan beban pokok pendapatan (+3% YoY). EBITDA selama 1H25 juga turun -4% YoY menjadi 12,9 triliun rupiah, sehingga manajemen merevisi guidance pertumbuhan EBITDA 2025 menjadi low single–digit, dibandingkan target semula yang mengincar pertumbuhan lebih dari +10%. Rata–rata pendapatan per pengguna (ARPU) segmen 'Mobile' pada 2Q25 stabil di level 38,5 ribu rupiah (+0% YoY, -2% QoQ), tetapi jumlah pelanggan turun ke level 95,4 juta (-5% YoY, +0% QoQ).
  4. $MYOR: Mayora Indah mencatatkan laba bersih sebesar 477 miliar rupiah (-21% YoY, -31% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 menjadi 1,17 triliun rupiah (-32% YoY), di bawah ekspektasi (38% estimasi 2025F konsensus vs. rata–rata 3 tahun terakhir: 43% realisasi tahunan). Penurunan laba bersih selama 1H25 utamanya disebabkan oleh penurunan margin laba kotor ke level 21,2% (vs. 1H24: 25,8%). Pendapatan sendiri tumbuh +10% YoY selama 1H25, tetapi dengan pelemahan pertumbuhan pada 2Q25 di level +6% YoY. MYOR akan mengadakan 2Q25 earnings call pada Jumat (1/8).
  5. $HMSP: Hanjaya Mandala Sampoerna mencatat laba bersih sebesar 210 miliar rupiah pada 2Q25 (-80% YoY, -89% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 hanya mencapai 2,1 triliun rupiah (-36% YoY), di bawah ekspektasi (28% estimasi 2025F konsensus). Kinerja laba bersih ditekan oleh beban pajak one–off pada 2Q25 seiring adanya penyesuaian pajak periode lalu. Secara operasional, laba kotor dan laba usaha masing–masing masih tumbuh +18% YoY dan +41% YoY pada 2Q25, sehingga selama 1H25 tumbuh +11% YoY dan +8% YoY. Menurut kami, kenaikan margin laba kotor dan margin laba usaha salah satunya ditopang oleh tidak adanya kenaikan cukai pada tahun ini. Secara top–line, pendapatan masih melemah -4,6% YoY selama 1H25, ditekan oleh penurunan harga jual rata–rata dan volume penjualan masing–masing sebesar -3,1% YoY dan -1,5% YoY.
  6. $CDIA: Dua anggota direksi Chandra Daya Investasi, Merly dan Agus Lukmanul Hakim, masing–masing membeli 4 juta saham dan 1,5 juta saham CDIA dengan harga rata–rata 1.290 rupiah per lembar pada 24–25 Juli 2025. Total nilai transaksi keduanya mencapai ~7 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan langsung Merly dan Agus Lukmanul Hakim di CDIA masing–masing naik dari tidak ada menjadi 0,003% dan 0,001%.
  7. $DEWA: Darma Henwa memperoleh fasilitas kredit sindikasi untuk modal kerja senilai 350 miliar rupiah dari Bank Central Asia ($BBCA) dan OK Bank, dengan opsi peningkatan komitmen fasilitas hingga 500 miliar rupiah. Fasilitas bertenor 2 tahun ini memiliki bunga 8,3% per tahun.

Top Gainer 🔥

$DSNG $GOTO $SSMS $LSIP
+12,73% +8,47% +8,43% +6,13%


Top Loser 🤕

$SURI $PGEO $ISAT $AMRT
-7,50% -6,83% -4,85% -4,39%


 🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui…

 

  1. IMF dalam outlook terbaru pada Juli 2025 meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 dan 2026 masing–masing menjadi +3% YoY dan +3,1% YoY, dibandingkan proyeksi yang di–downgrade pada April 2025 di level +2,8% YoY dan +3% YoY. Peningkatan proyeksi ini didasarkan pada pembelian yang lebih kuat dari perkiraan menjelang deadline tarif pada 1 Agustus 2025, serta penurunan tarif dari AS bagi sejumlah mitra dagang utama. IMF juga meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dan 2026 masing–masing menjadi +4,8% YoY dari proyeksi yang di–downgrade pada April 2025 di level +4,7% YoY.
  2. Presiden Donald Trump mengatakan pada Rabu (30/5) bahwa AS akan mengenakan tarif sebesar 25% terhadap barang asal India per 1 Agustus 2025, sedikit lebih rendah dari pengumuman pada April 2025 di level 26% dan lebih tinggi dibandingkan kesepakatan baru dengan Indonesia di level 19%. Trump menambahkan bahwa AS juga akan memberikan sanksi tambahan kepada India terkait pembelian energi dari Rusia.
  3. Reuters melaporkan bahwa Asosiasi Penambang Batubara Indonesia (APBI) memperkirakan permintaan batu bara dari industri smelter akan mencapai puncaknya di angka 84,2 juta ton pada 2026, sebelum turun ke level 78,6 juta ton pada 2027. Proyeksi penurunan permintaan ini didasarkan pada overcapacity sektor nikel serta potensi penerapan regulasi emisi yang lebih ketat. Kabar mengenai prospek melambatnya permintaan batu bara dari industri smelter muncul di tengah kontraksi volume ekspor batu bara Indonesia sebesar -12,6% YoY selama 1H25, menurut data dari Kpler. Industri smelter di Indonesia sendiri — yang sebagian besar memproses nikel — merupakan salah satu sumber permintaan batu bara Indonesia. Menurut Global Energy Monitor, industri smelter nikel telah mendorong kapasitas PLTU captive di Indonesia dari level 5,5 GW pada 2019 menjadi 16,6 GW pada 2024.
  4. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengatakan pada Selasa (29/7) bahwa Presiden Donald Trump telah setuju untuk menetapkan tarif 0% pada sumber daya alam yang tidak diproduksi AS, seperti kopi dan kakao. Penghapusan tarif ini akan diterapkan bagi negara–negara yang telah memiliki kesepakatan dagang dengan AS, termasuk Uni Eropa dan Indonesia.
  5. Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, pada Selasa (29/7) memastikan akan melanjutkan pemblokiran rekening tabungan berstatus dorman atau tidak aktif dalam jangka waktu tertentu. Kebijakan itu diklaim untuk melindungi warga dari tindak pidana, seperti judi online.
  6. Sekretaris Perusahaan United Tractors ($UNTR), Sara K. Loebis, mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan review mengenai proyeksi penjualan alat berat Komatsu hingga akhir 2025. Meski penjualan Komatsu mencapai 2.728 unit selama 1H25 (+27,1% YoY) dan telah mencapai 59% dari target 2025 di level 4.600 unit, Sara menjelaskan bahwa realisasi tersebut dipengaruhi oleh carry over atas pengiriman yang sempat tertunda pada akhir 2024.
  7. Kepemilikan Astra International ($ASII) di Medikaloka Hermina ($HEAL) bertambah sebanyak 65,3 juta (0,42%) saham, berdasarkan data KSEI per 28 Juli 2025. Nilai transaksi ini tidak diketahui. Transaksi ini membuat porsi kepemilikan ASII di HEAL naik dari 7,23% menjadi 7,65%.

⚠️ Beli Saham Karena Nama Besar

"Belilah suatu company yang masi growing, bahkan hyper growth." – Hauw2x
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini

Banyak investor pemula membeli saham hanya karena nama besar, tanpa memahami fundamental atau prospek jangka panjangnya. hauw2x menyoroti bagaimana investor sering terjebak pada nama besar seperti $TLKM tanpa melihat bahwa pertumbuhan bisnisnya sudah stagnan selama bertahun-tahun. hauw2x menegaskan pentingnya memahami bahwa saham besar belum tentu menjanjikan pertumbuhan besar. Ingin tahu kenapa pertumbuhan jauh lebih penting dari sekadar nama besar? Baca selengkapnya di sini!






Copyright 2025 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips.
Disclaimer: 
Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital ("Stockbit"), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah "https://stockbit.com/" dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri "@Stockbit.com" Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.




Want to change how you receive these emails? 
Unsubscribe here




 
Share this history on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Berita Unik dan Aneh di Dunia Copyright © 2010 Designed by Dwi Isnein Evian Syah.Own Blog