Kamis, 31 Juli 2025

📉 BBRI 1H25: Laba Bersih -12% YoY, di Bawah Ekspektasi

IHSG turun -0,87%, UNVR 1H25: Laba Bersih -13% YoY, Market Share Mulai Stabil. Kompilasi berita untuk hari ini.
open


   

📉 BBRI 1H25: Laba Bersih -12% YoY, di Bawah Ekspektasi

Photo by: Stockbit Snips

Daily Market Performance 🚀

IHSG Foreign Flow  Kurs USD/IDR Gold
7.484 -0,87% -Rp1,5 triliun 16.455 +0,38% 3.335 +0,29%


Oil Coal CPO Nickel
72,3 -0,28% 118,6 -0,84% 4.244 -0,79% 15.021 -1,93%


👋 Stockbitor!

Bank Rakyat Indonesia ($BBRI) mencatatkan laba bersih sebesar 12,6 triliun rupiah pada 2Q25 (-9% YoY, -8% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 mencapai 26,3 triliun rupiah (-12% YoY), di bawah ekspektasi (45% estimasi 2025F konsensus vs. rata–rata 2 tahun terakhir: 49% realisasi tahunan). 

Penurunan laba bersih secara tahunan pada 2Q25 utamanya disebabkan oleh kenaikan beban provisi (+41% YoY), meski Pre–Provision Operating Profit (PPOP) tumbuh +8% YoY. Perbaikan PPOP pada 2Q25 membuat PPOP selama 1H25 masih dapat tumbuh tipis sebesar +2% YoY, tetapi beban provisi yang meningkat +26% YoY pada 1H25 membuat laba bersih turun.

Tren NII Membaik

Seperti yang telah kami tuliskan pada kinerja bank only BBRI 5M25, tren Net Interest Income (NII) membaik belakangan ini. NII pada 2Q25 tumbuh +8% YoY, mendorong NII selama 1H25 naik +3% YoY. Kenaikan NII pada 2Q25 didorong pertumbuhan kredit dan CASA yang masing–masing naik menjadi +6% YoY dan +11% YoY per Juni 2025, dibandingkan +5% YoY dan +7% YoY per Maret 2025. Membaiknya NII terkompensasi oleh pelemahan Non–Interest Income (Non–II) yang turun -3% YoY pada 2Q25, sehingga Non–II tumbuh +6% YoY selama 1H25. Manajemen BBRI mengatribusikan penurunan Non–II selama 2Q25 pada perubahan akuntansi terkait pendapatan premi asuransi (IFRS 17), di mana pendapatan kini dialokasikan sesuai dengan jangka waktu coverage asuransi, dibandingkan pembukuan sekaligus di depan ketika premi dibayarkan.

Kualitas Aset: Segmen 'Mikro' Masih Memburuk

Meski gross NPL stabil di level 3% pada 2Q25 dibandingkan 1Q25, secara segmental terdapat perbedaan tren. Segmen 'Mikro' mengalami peningkatan NPL ke level 3,86% per Juni 2025, dibandingkan 3,36% per Maret 2025. Sementara itu, NPL segmen 'Korporasi' membaik menjadi 1,61% per Juni 2025 dari 2,36% per Maret 2025. Dengan dinamika ini, pertumbuhan kredit untuk segmen 'Korporasi' meningkat per Juni 2025 ke level +16% YoY (vs. Maret 2025: +13% YoY). Pertumbuhan segmen 'Mikro' masih tertahan di level +1,6% YoY per Juni 2025 (vs. Maret 2025: +1,5% YoY) seiring masih berlangsungnya proses perombakan segmen ini.

Key Takeaway

Sejalan dengan ekspektasi bank–bank besar lainnya, BBRI memperkirakan bahwa akselerasi belanja pemerintah dan tren penurunan suku bunga berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada 2H25, yang akan berdampak positif bagi permintaan kredit dan likuiditas perbankan. Namun, perseroan akan tetap berhati–hati, di mana manajemen melihat pertumbuhan kredit hingga akhir tahun berpotensi hanya mencapai batas bawah dari guidance 2025 yang berkisar +7–9% YoY. Realisasi Cost of Credit (CoC) hingga akhir tahun juga diperkirakan akan berada di batas atas atau sedikit melebihi guidance 2025 yang berada di kisaran 3–3,2%. Terkait dengan Koperasi Desa Merah Putih, BBRI mengatakan bahwa likuiditas untuk pembiayaan program tersebut akan disediakan oleh Kementerian Keuangan, meski perseroan tidak merincinya lebih lanjut. 


💰 UNVR 1H25: Laba Bersih -13% YoY, Market Share Mulai Stabil

  1. $UNVR: Unilever Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar 918 miliar rupiah pada 2Q25 (-10% YoY, -26% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 menjadi 2,16 triliun rupiah (-13% YoY), setara 59% estimasi 2025F konsensus. Secara umum, penurunan laba bersih secara tahunan disebabkan oleh penurunan pendapatan dan kenaikan beban keuangan. Meski demikian, level penurunan pendapatan mulai membaik dengan hanya terkontraksi -3% YoY pada 2Q25 (vs. 1Q25: -6% YoY). Tren membaiknya pendapatan juga tercermin dari pergerakan market share UNVR pada 2Q25, baik secara volume (27,3% vs. 1Q25: 26,9%) maupun value (33,1% vs. 1Q25: 32,8%). Bersamaan dengan rilis kinerja 2Q25, UNVR mengumumkan rencana buyback saham hingga 2 triliun rupiah pada periode 31 Juli–30 Oktober 2025, dengan harga buyback maksimum 1.700 rupiah per saham.
  2. $INDF: Indofood Sukses Makmur mencatatkan laba bersih sebesar 3,11 triliun rupiah pada 2Q25 (+122% YoY, +14% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 menjadi 5,84 triliun rupiah (+51% YoY), setara 53% estimasi 2025F konsensus. Lonjakan laba bersih secara tahunan baik pada 2Q25 maupun 1H25 utamanya disebabkan pembalikan kerugian/keuntungan kurs. Secara operasional, laba usaha -4%/+1% YoY pada 2Q25/1H25. Realisasi laba usaha selama 1H25 sejalan dengan ekspektasi (47% estimasi 2025F konsensus). Sementara itu, Indofood CBP ($ICBP) membukukan laba bersih 2Q25 sebesar 2,88 triliun rupiah (+143% YoY, +8% QoQ), sehingga laba bersih selama 1H25 mencapai 5,54 triliun rupiah (+56% YoY). Kenaikan laba bersih secara tahunan utamanya didorong oleh perbaikan pada pos kerugian/keuntungan kurs. Secara operasional, EBIT ICBP pada 2Q25/1H25 turun -16%/-5% YoY, utamanya disebabkan penurunan margin laba kotor seiring kenaikan harga bahan baku. Realisasi EBIT ICBP selama 1H25 sedikit di bawah ekspektasi (49% estimasi 2025F konsensus vs. rata–rata 2 tahun terakhir: 52% realisasi tahunan). 
  3. $KLBF: Kalbe Farma mencatatkan laba bersih sebesar 898 miliar rupiah pada 2Q25 (+6% YoY, -17% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 mencapai 1,98 triliun rupiah (+9% YoY), sejalan dengan ekspektasi (56% estimasi 2025F konsensus vs. rata–rata 2 tahun terakhir: 55% realisasi tahunan). Secara operasional, kinerja melemah pada 2Q25 dengan laba usaha turun -1% YoY pada 2Q25 (vs. 1Q25: +13% YoY), sehingga laba usaha selama 1H25 tumbuh +7% YoY. Penurunan level pertumbuhan pada 2Q25 ditekan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih rendah di level +3% YoY pada 2Q25 (vs. 1Q25: +6% YoY) dan margin laba usaha yang turun ke level 12,9% (vs. 1Q25: 15,6%, 2Q24: 13,5%) akibat peningkatan biaya penjualan sebesar +13% YoY, terutama pada biaya iklan dan promosi. Laba bersih pada 2Q25 sendiri terbantu oleh pendapatan lain–lain, utamanya dari keuntungan penjualan aset tetap, sehingga pertumbuhan laba bersih 2Q25 lebih baik dibandingkan laba usaha.
  4. $TPIA: Chandra Asri Pacific mencatat lonjakan laba bersih menjadi 1,3 miliar dolar AS pada 2Q25 (vs. 1Q25: rugi bersih 25,6 juta dolar AS, 2Q24: rugi bersih 14 juta dolar AS). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 mencapai 1,27 miliar dolar AS (vs. 1H24: rugi bersih 47,5 juta dolar AS). Lonjakan laba bersih secara tahunan pada 2Q25 lebih disebabkan oleh one–time effect atas keuntungan dari pembelian dengan harga rendah sebesar 1,75 miliar dolar AS, yang berasal dari transaksi pembelian Aster Chemicals and Energy Pte. Ltd. dari Shell pada 1 April 2025. Secara operasional, TPIA mencatatkan rugi usaha sebesar 152,2 juta dolar AS pada 2Q25 (vs. 1Q25: rugi usaha 23,2 juta dolar AS, 2Q24: rugi usaha 12,6 juta dolar AS), sehingga rugi usaha selama 1H25 mencapai 175,3 juta dolar AS (vs. 1H24: rugi usaha 42 juta dolar AS).
  5. $GGRM: Gudang Garam mencatat laba bersih sebesar 13 miliar rupiah pada 2Q25 (-96% YoY, -88% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 hanya mencapai 117 miliar rupiah (-87% YoY), di bawah ekspektasi (8% estimasi 2025F konsensus). Laba bersih ditekan oleh pendapatan yang turun -10% YoY/-11% YoY pada 2Q25/1H25, dengan penurunan persentase tertinggi dialami oleh segmen SKT sebesar -21% YoY/-20% YoY. Meningkatnya kontribusi SKM — yang mempunyai cukai lebih tinggi dibandingkan SKT — dalam product mix perseroan menyebabkan margin laba kotor turun sebesar -120 bps YoY/-160 bps YoY pada 2Q25/1H25, meski tidak ada kenaikan tarif cukai pada tahun 2025. Sementara itu, margin laba usaha juga turun -170 bps YoY/-210 bps YoY pada 2Q25 dan 1H25, sehingga laba usaha turun sekitar -69%/-68% YoY pada 2Q25/1H25.
  6. $TSPC: Tempo Scan Pacific mencatatkan laba bersih sebesar 293 miliar rupiah pada 2Q25 (-28% YoY, -28% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 menjadi 702 miliar rupiah (-14% YoY), di bawah ekspektasi (46% estimasi 2025F Stockbit). Tren pelemahan pendapatan berlanjut pada 2Q25 dengan pendapatan turun -3% YoY, sehingga pendapatan selama 1H25 turun -3% YoY. Di tengah penurunan pendapatan, opex naik +4%/+8% YoY pada 2Q25/1H25 — utamanya didorong kenaikan beban iklan dan promosi (+12%/+11% YoY) — sehingga margin laba usaha turun ke level 11,5% baik pada 2Q25 maupun 1H25 (vs. 2Q24: 15%, 1H24: 14,1%). Dinamika ini membuat laba usaha turun -16%/-20% YoY pada 2Q25/1H25.

Top Gainer 🔥

$UNVR $DSNG $MAPA $AMRT
+11,76% +10,89% +6,98% +6,42%


Top Loser 🤕

$HMSP $TOWR $MDKA $MBMA
-10,66% -7,58% -7,45% -6,80%


 🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui…

 

  1. The Fed pada Rabu (30/7) waktu setempat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga AS di level 4,25–4,5%, sesuai ekspektasi konsensus. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan bahwa perang dagang yang sedang berlangsung dapat menghambat progres penurunan inflasi ke target 2%. The Fed juga mengatakan bahwa tingkat pengangguran AS tetap rendah, sementara inflasi tetap agak tinggi. Meski demikian, The Fed mengamati bahwa indikator terbaru menunjukkan moderasi aktivitas ekonomi AS selama 1H25, berbeda dengan penilaian sebelumnya bahwa ekonomi AS tumbuh dengan tingkat yang solid.
  2. Bloomberg melaporkan bahwa Bank Indonesia telah melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menstabilkan kurs rupiah. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia, Erwin Hutapea, mengatakan kepada Bloomberg pada Kamis (31/7) bahwa pihaknya melakukan intervensi di pasar domestik melalui pembelian spot, non–deliverable forward (NDF), obligasi pemerintah, serta offshore NDF. Pernyataan Erwin muncul setelah kurs rupiah terhadap dolar AS turun -0,4% ke level 16.460 pada awal perdagangan hari Kamis (31/7) — menandai level terendah dalam 1 bulan terakhir — seiring tone yang hawkish dari The Fed dengan mempertahankan suku bunga AS. 
  3. Presiden AS, Donald Trump, pada Rabu (30/7) waktu setempat menetapkan bahwa produk tembaga olahan (refined copper) akan dikecualikan dari tarif sebesar 50% untuk komoditas tembaga. Menyusul keputusan ini, harga tembaga berjangka di bursa Comex anjlok lebih dari -22% secara intraday pada hari yang sama, menandai penurunan terdalam sepanjang sejarah perdagangan kontrak tersebut. Kejatuhan harga tembaga berjangka di bursa Comex didorong oleh kekhawatiran penumpukan stok, setelah impor tembaga AS melonjak dalam beberapa bulan terakhir guna mengantisipasi rencana tarif dari Trump.
  4. Kepala Biro Humas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Natsir Kongah, mengatakan pada Rabu (30/7) bahwa sebagian dari puluhan juta rekening dormant atau tidak aktif yang sebelumnya diblokir kini telah kembali dibuka. Kompas melaporkan bahwa hingga Mei 2025, PPATK mencatat sebanyak 31 juta rekening nasabah telah diblokir karena berstatus tidak aktif, dengan total nilai dana mencapai 6 triliun rupiah. Keputusan PPATK untuk membuka kembali blokir atas sebagian rekening dormant terjadi seiring dipanggilnya Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, oleh Presiden Prabowo Subianto pada hari yang sama.
  5. Summarecon Agung ($SMRA) mengumumkan bahwa laporan keuangan 1H25 akan diaudit karena terdapat aksi korporasi yang direncanakan perseroan. Dengan demikian, SMRA akan menyampaikan laporan keuangan 1H25 paling lambat 30 September 2025.
  6. Direktur Cikarang Listrindo ($POWR), Yudho Pratikto, membeli ~12,8 juta saham POWR dengan harga rata–rata 685 rupiah per lembar pada 25 Juli 2025. Total nilai transaksi mencapai ~8,7 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, porsi kepemilikan langsung Yudho Pratikto di POWR naik dari ~0,05% menjadi ~0,13%.

🤔 Siklus Investasi Ala Investor Bijak

"Jual dengan alasan, bukan semata karena profit taking." – JPH668
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini

Berapa banyak dari kita yang benar-benar punya kerangka berpikir dalam berinvestasi? Bukan cuma beli, tunggu cuan, lalu jual? Dalam tulisannya, JPH668 membagikan 8 tahapan investasi ala investor bijak: mulai dari analisa saham, menyusun skenario, hingga memahami alasan yang tepat untuk menjual. Penasaran gimana siklus ini bisa bantu kamu ambil keputusan lebih terarah dan tahan banting di pasar? Baca selengkapnya di sini.






Copyright 2025 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips.
Disclaimer: 
Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital ("Stockbit"), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah "https://stockbit.com/" dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri "@Stockbit.com" Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.




Want to change how you receive these emails? 
Unsubscribe here




 
Share this history on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Berita Unik dan Aneh di Dunia Copyright © 2010 Designed by Dwi Isnein Evian Syah.Own Blog