π€ Perjanjian Dagang RI–Uni Eropa Hampir Rampung
Photo by: Stockbit Snips
Daily Market Performance π
7.287 +1,32% | +Rp636 miliar | 16.331 +0,33% | 3.333 -0,78% |
68,8 +0,35% | 118,6 +0,47% | 4.181 -0,40% | 15.026 -0,79% |
π Stockbitor!
Indonesia dan Uni Eropa pada akhir pekan lalu mengumumkan bahwa kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan politik terkait perjanjian perdagangan bebas yang disebut sebagai Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Menteri Investasi, Rosan Roeslani, mengatakan pada Senin (14/7) bahwa perjanjian yang telah dinegosiasikan selama 10 tahun tersebut akan ditandatangani pada September 2025.
Hingga saat ini, rincian kesepakatan CEPA masih belum diumumkan. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pada Juni 2025 bahwa kesepakatan tersebut akan membuat Indonesia mendapatkan tarif nol untuk hampir 80% produk ekspornya ke Uni Eropa beserta penghapusan hambatan non–tarif lainnya.
Airlangga menyebut bahwa kesepakatan tersebut akan membuat komoditas ekspor Indonesia ke Uni Eropa mendapatkan level playing field (setara) dengan negara Asia Tenggara lainnya — seperti Thailand dan Vietnam — yang selama ini dikenakan tarif yang lebih rendah oleh Uni Eropa. Airlangga menjelaskan bahwa produk ekspor Indonesia selama ini dikenakan tarif sekitar 10–20% oleh Uni Eropa. Berdasarkan pemberitaan sejumlah media, komoditas Indonesia yang dikenakan tarif oleh Uni Eropa mencakup produk turunan kelapa sawit dengan besaran tarif sekitar 5–12,8%, biodiesel (berbasis minyak sawit) sekitar 8–18%, tekstil sekitar 8–12%, dan produk seafood sekitar 16–20%.
Direktur Jenderal di Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, mengatakan pada Juni 2025 bahwa Uni Eropa telah berkomitmen untuk menyediakan akses pasar bagi produk–produk prioritas Indonesia, seperti minyak sawit, tekstil, alas kaki, dan seafood. Sebagai balasannya, Indonesia telah berjanji untuk meningkatkan akses pasar bagi produk pertanian dan manufaktur dari Uni Eropa. Berdasarkan slide presentasi Djatmiko, manfaat utama kesepakatan ini bagi Indonesia antara lain peningkatan investasi asing langsung dari Uni Eropa di sektor–sektor seperti energi terbarukan, semikonduktor, dan derivatif mineral.
Pada Juni 2025, Reuters melaporkan bahwa kesepakatan CEPA akan meningkatkan ekspor Indonesia ke Uni Eropa sebesar +5,4%, berdasarkan analisis internal pemerintah. Namun, Airlangga mengatakan bahwa proyeksi tersebut merupakan estimasi konservatif dan dia menargetkan volume ekspor komoditas Indonesia ke Uni Eropa dapat meningkat hingga +50% dalam sekitar 3–4 tahun setelah perjanjian ini diimplementasikan.
Uni Eropa sendiri merupakan mitra dagang terbesar ke–5 bagi Indonesia, dengan total perdagangan antara keduanya mencapai 27,3 miliar euro pada 2024, menurut data dari Uni Eropa. Dari jumlah tersebut, Indonesia mengekspor komoditas senilai 17,5 miliar euro ke Uni Eropa pada 2024, sementara Uni Eropa mengekspor komoditas senilai 9,7 miliar euro ke Indonesia.
Kesepakatan perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa muncul setelah Uni Eropa menetapkan Indonesia sebagai negara dalam kategori 'risiko standar' dalam UU anti–deforestasi, yang berarti eksportir Indonesia akan terhindar dari pemeriksaan kepatuhan yang paling ketat atas barang–barang yang diekspor ke Eropa per 30 Desember 2025. Kesepakatan ini juga muncul di tengah ketegangan perdagangan antara Eropa dan AS, di mana Uni Eropa tengah mempertimbangkan untuk mengenakan tarif bagi produk–produk AS seiring ancaman Presiden Donald Trump yang berencana mengenakan tarif sebesar 30% pada sebagian besar impor dari Uni Eropa per 1 Agustus 2025.
Key Takeaway
Secara umum, kami menilai bahwa kebijakan tarif dan/atau perdagangan dari Presiden Donald Trump dapat meningkatkan urgensi bagi Indonesia dan Uni Eropa untuk mencapai kesepakatan ini sebagai pasar alternatif bagi masing–masing pihak.
Secara sektoral, kami melihat bahwa signifikansi kesepakatan dagang ini bagi Indonesia terletak pada sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). Menurut estimasi dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia, ekspor TPT ke Eropa dapat tumbuh hingga 2–3x lipat dalam 5 tahun ke depan setelah kesepakatan ini tercapai. Peningkatan tersebut setara dengan sekitar 15–30% dari total ekspor TPT tahunan Indonesia, sehingga potensi yang signifikan ini dapat membangkitkan kembali sektor tekstil yang menyerap banyak tenaga kerja di Indonesia. Sementara itu, untuk produk sawit dan seafood, kontribusi peningkatan permintaan terhadap total ekspor relatif terbatas, mengingat Uni Eropa bukan merupakan pasar utama bagi ekspor produk–produk ini dari Indonesia.
π TPIA Kembali Masuk dalam Daftar Pemegang Saham SSIA
- $TPIA: Chandra Asri Pacific tercatat memiliki ~284,8 juta (6,05%) saham Surya Semesta Internusa ($SSIA) melalui Pengelolaan Dana Nasabah Individu yang dikelola Henan Putihrai Asset Management (PDNI HPAM – CAP Fund). Transaksi ini hanya tercatat dalam data KSEI per 15 Juli 2025, sehingga nilai transaksi tersebut belum diketahui. Sebelumnya, TPIA sempat masuk dalam daftar pemegang saham dengan kepemilikan lebih dari 5% di SSIA pada Maret 2025, sebelum kemudian menghilang dari daftar tersebut. Pada April 2025, Direktur TPIA, Suryandi, mengatakan kepada Katadata bahwa dana tersebut ditujukan untuk instrumen portofolio, bukan bertujuan untuk mengakuisisi kepemilikan saham di SSIA. Selain TPIA, data KSEI per 15 Juli 2025 juga menunjukkan bahwa entitas terafiliasi grup Djarum, PT Dwimuria Investama Andalan, menambah kepemilikannya di SSIA sebanyak ~2,6 juta saham. Transaksi ini membuat kepemilikan PT Dwimuria Investama Andalan di SSIA naik dari 5,83% menjadi 5,89%.
- $BNGA: Direktur Utama Bank CIMB Niaga, Lani Darmawan, mengatakan kepada Investor Daily bahwa pihaknya mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar +6,8% YoY selama 1H25 (vs. 1Q25: +8,7% YoY, 1H24: +5,9% YoY), sejalan dengan guidance 2025 dari manajemen di kisaran +5–7% YoY.
- $ASRI: Alam Sutera Realty mencatatkan marketing sales sebesar 646 miliar rupiah pada 2Q25 (+3% YoY, -13% QoQ). Hasil ini membuat marketing sales selama 1H25 mencapai 1,4 triliun rupiah (+17% YoY), setara 40% target 2025 di level 3,5 triliun rupiah. Segmen residensial berkontribusi sebanyak 72% dari marketing sales selama 1H25, yang terdiri atas penjualan rumah tapak (69%) dan apartemen (3%). Sementara sisanya (28%) merupakan penjualan segmen komersial, utamanya penjualan tanah komersial. Marketing sales dari beberapa emiten properti lainnya dapat dibaca di Snips berikut.
- $NSSS: Direktur Utama Nusantara Sawit Sejahtera, Teguh Patriawan, membeli ~36,8 juta saham NSSS dengan harga rata–rata 300 rupiah per lembar pada 14 Juli 2025. Total nilai transaksi mencapai ~11 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan langsung Teguh Patriawan di NSSS naik dari 10,84% menjadi 11%.
Top Gainer π₯
+14,91% | +8,46% | +8,13% | +6,80% |
Top Loser π€
-5,07% | -3,57% | -2,84% | -2,70% |
π₯ Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui…
- Presiden AS, Donald Trump, pada Rabu (16/7) membantah kabar bahwa dia berupaya mencopot Ketua The Fed, Jerome Powell. Trump menambahkan bahwa meski kemungkinannya untuk mencopot Powell sangat kecil, Powell dapat mundur dari jabatannya jika terjerat kasus fraud. Pernyataan Trump tersebut mengindikasikan bahwa potensi pemecatan Powell masih terbuka jika ada alasan yang kuat. Trump dan sekutunya belakangan ini telah mengecam Powell terkait biaya renovasi kantor pusat The Fed di Washington, di samping keputusan The Fed yang tetap mempertahankan suku bunga. Bloomberg melaporkan bahwa pernyataan Trump muncul setelah seorang pejabat Gedung Putih dan beberapa anggota parlemen AS yang melaksanakan rapat dengan Trump pada Selasa (15/7) mengatakan bahwa mereka memperkirakan Trump akan mengambil tindakan terhadap Powell.
- Penasihat Presiden Prabowo Subianto sekaligus anggota Dewan Ekonomi Nasional, Mari Elka Pangestu, mengatakan kepada Bloomberg bahwa Indonesia masih akan terus bernegosiasi dengan AS terkait tarif sektoral, pembelian pesawat Boeing, dan mineral penting setelah mengamankan tarif sebesar 19%. Pangestu menjelaskan bahwa Indonesia akan memberi AS akses yang lebih luas untuk ekspor yang tidak bersaing langsung dengan produk Indonesia, seperti gandum dan kapas. Pangestu menambahkan bahwa dia memperkirakan dampak atas akses tersebut akan moderat terhadap impor Indonesia secara keseluruhan. Pangestu menyebut bahwa kesepakatan tarif dengan AS akan menguntungkan Indonesia seiring tarif yang lebih rendah untuk ekspor utama ke AS, seperti minyak sawit.
- Bloomberg melaporkan bahwa pemerintah India mengincar tarif yang lebih rendah dibandingkan Indonesia dan Vietnam dalam kesepakatan dagang dengan AS. Indonesia dan Vietnam sendiri masing–masing dikenakan tarif sebesar 19% dan 20% oleh AS. Kepala ekonom di State Bank of India, Soumya Kanti Ghosh, mengatakan bahwa India berharap AS dapat menurunkan tarif bagi negara mereka hingga di bawah 10%. Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa tarif untuk India tidak akan jauh berbeda seperti yang dikenakan oleh AS kepada Indonesia.
- Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, mengatakan pada Rabu (16/7) bahwa realisasi investasi Indonesia pada 2Q25 mencapai 475 triliun rupiah (+10,9% YoY, +2,2% QoQ). Hasil ini membuat realisasi investasi selama 1H25 mencapai 940 triliun rupiah (+13,3% YoY), setara ~49,5% target 2025 di level 1.900 triliun rupiah.
π Strategi Akuisisi dan Langkah Global PYFA
"Akuisisi Probiotec Limited ini menjadikan PYFA group dikenal pemain global, bahkan sampai saat ini sudah sangat banyak yang antri untuk bekerja sama di pabrik baru yang sudah beroperasi di Q2 2025." – daudios
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini
Saham $PYFA makin jadi sorotan sejak akuisisi Probiotec Limited di Australia. Meski biaya operasional tinggi dan belum punya pabrik API sendiri, investor tetap antusias masuk. Kenapa? Reputasi owner, track record akuisisi yang agresif, dan arah ekspansi PYFA sebagai pemain CDMO global. Dalam tulisannya, daudios membahas bagaimana transformasi PYFA dari lokal ke global jadi bukti bahwa reputasi dan visi bisnis bisa lebih kuat dari sekadar angka laporan keuangan. Baca selengkapnya di tulisan ini!
Copyright 2025 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips.
Disclaimer:
Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital ("Stockbit"), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah "https://stockbit.com/" dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri "@Stockbit.com" Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
Want to change how you receive these emails?
Unsubscribe here
0 komentar:
Posting Komentar