- AS–RI Sepakati Framework Perdagangan – Gedung Putih AS telah mengumumkan framework kesepakatan negosiasi perdagangan dengan Indonesia (22/7). AS–Indonesia masih akan berunding untuk menyelesaikan perjanjian sebelum mulai berlaku.
- Konflik Kamboja–Thailand, Progres Deeskalasi Trade War Berlanjut – Konflik Kamboja–Thailand mencuat, AS capai kesepakatan dengan Jepang dan Uni Eropa.
- Postur RAPBN 2026 Disetujui hingga Rencana Danantara – DPR mengesahkan postur RAPBN 2026 dengan target defisit 2,48–2,53% terhadap PDB; Danantara berencana melakukan 22 program kerja hingga akhir 2025.
|
| |
AS–RI Sepakati Framework Perdagangan |
- Gedung Putih AS mengumumkan framework kesepakatan negosiasi perdagangan dengan Indonesia (22/7). Berikut beberapa poin utama dari kesepakatan ini:
- Indonesia akan menghapus tarif atas sekitar 99% produk asal AS. AS akan mengidentifikasikan komoditas tertentu untuk pengurangan tarif lebih lanjut. Sementara itu, tarif barang–barang asal Indonesia akan turun dari 32% menjadi 19%.
- Indonesia akan menghapus hambatan non–tarif, seperti membebaskan perusahaan dan barang asal AS dari persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
- Perusahaan–perusahaan Indonesia akan menandatangani kesepakatan komersial dengan perusahaan–perusahaan AS yang mencakup impor pesawat (US$3,2 miliar), produk pertanian (US$4,5 miliar), dan produk energi (US$15 miliar).
- AS dan Indonesia akan menegosiasikan aturan asal barang (rules of origin) untuk memastikan manfaat kesepakatan ini dirasakan oleh AS dan Indonesia, bukan negara pihak ketiga.
- Pengumuman tersebut juga mengatakan bahwa Indonesia setuju untuk menghapus pembatasan ekspor komoditas industri, termasuk mineral penting. Namun hal ini dibantah oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
- Airlangga juga mengatakan bahwa syarat pembebasan TKDN dalam framework tersebut dibatasi pada produk ICT, data center, dan komponen alat kesehatan.
- Gedung Putih menyebut bahwa AS–Indonesia masih akan berunding untuk menyelesaikan perjanjian sebelum mulai berlaku.
|
Global Update: Konflik Kamboja–Thailand hingga Progres Deeskalasi Trade War Berlanjut |
- CNN melaporkan bahwa Thailand dan Kamboja terlibat baku tembak di sepanjang perbatasan kedua negara tersebut untuk hari kedua pada Jumat (25/7), dengan lebih dari 12 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 100.000 warga sipil dievakuasi.
- Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan bahwa AS dan Jepang telah mencapai kesepakatan dagang. Sektor otomotif Jepang akan mengalami pemotongan tarif dari 27,5% menjadi 15%. Selain itu, tarif impor untuk barang–barang lainnya asal Jepang akan dipotong dari 25% menjadi 15%.
AS dan Uni Eropa (27/7) menyepakati framework perdagangan yang akan membuat ekspor Uni Eropa dikenakan tarif 15% oleh AS, termasuk produk mobil. Namun, kesepakatan ini tidak mencakup ekspor baja dan aluminium dari Uni Eropa, yang tetap dikenakan tarif 50% oleh AS.
|
Postur RAPBN 2026 Disetujui hingga Rencana Danantara |
- DPR mengesahkan hasil pembahasan postur RAPBN 2026 (24/7), dengan target defisit sekitar 2,48–2,53% terhadap PDB. Postur tersebut mengasumsikan:
|
- COO Danantara, Dony Oskaria, mengatakan (23/7) bahwa pihaknya memiliki 22 program kerja yang akan dilakukan hingga akhir 2025. Program kerja ini mencakup restrukturisasi di 4 sektor, konsolidasi bisnis di 9 sektor, dan pengembangan bisnis BUMN.
|
|
|
Secara keseluruhan, framework perdagangan hasil perundingan AS–Indonesia tidak berdampak signifikan terhadap market karena masih sejalan dengan indikasi–indikasi yang telah diberitakan sebelumnya. Namun, beberapa detail penting masih perlu diluruskan, seperti penghapusan pembatasan ekspor komoditas industri. Sementara itu, negosiasi tarif antara AS dengan berbagai negara lain menunjukkan progres yang positif. Dengan hampir selesainya kesepakatan dagang ini, pemerintah dapat kembali berfokus pada program–program dalam negeri, termasuk isu daya beli yang kami nilai menjadi faktor utama yang dicermati oleh investor. Pemerintah sendiri dikabarkan akan melanjutkan program paket stimulus ekonomi pada 3Q25 guna menjaga pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, market menanti data pertumbuhan PDB 2Q25 Indonesia yang akan diumumkan Selasa depan (5/8). Sebanyak 22 dari 33 ekonom yang dihimpun Bloomberg memperkirakan BI Rate akan kembali dipangkas setidaknya -25 bps hingga akhir 2025. Rate cut cycle ini cenderung menguntungkan produk seperti Obligasi Negara atau Reksa Dana Obligasi. Yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun sendiri telah turun -47 bps sejak awal tahun. Aset investasi yang dapat dipertimbangkan antara lain: |
SBN Retail SBR014: Kuota Menipis, Amankan Return Anti Turun |
SBR014 memiliki floating with floor return yang masih bisa naik jika suku bunga BI naik. Namun jika suku bunga BI dipangkas, investor tidak perlu khawatir sebab return anti turun dari batas minimumnya (6,25% p.a. tenor 2 tahun & 6,35% tenor 4 tahun). Per 28 Juli 2025 pukul 15.00 WIB, SBR014 sudah terjual Rp5,5 triliun. SBR014-T2 menjadi tipe tenor yang paling diminati investor dan terjual Rp4,3 triliun. Saat ini, kuota SBR014-T2 tersisa ~55%. Segera amankan return yang masih menarik dari SBR014, bisa dibeli di Bibit hanya sampai 7 Agustus 2025 pukul 10.00 WIB. |
Performanya secara historis konsisten naik dalam jangka panjang di tengah tren market yang fluktuatif. Reksa Dana Obligasi mencatatkan return hingga +36,7% dalam 5 tahun terakhir. |
Top Reksa Dana Obligasi di Bibit |
*Return reksa dana per 25 Juli 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. |
|
|
IHSG Tetap Menguat di Tengah Foreign Outflow |
Sumber: Bloomberg dan Bibit per 25 Juli 2025, kecuali Foreign Flow Obligasi per 24 Juli 2025
|
|
|
π¦ BBNI 1H25: Laba Bersih -6% YoY, di Bawah Ekspektasi – Bank Negara Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar 4,7 triliun rupiah pada 2Q25. Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 menjadi 10,1 triliun rupiah (-6% YoY), di bawah ekspektasi karena hanya setara 46% estimasi 2025F konsensus. Manajemen BBNI menurunkan guidance NIM untuk 2025 dari kisaran 4–4,2% menjadi minimum 3,8%. π Ekspor Batu Bara RI ke China -12% YoY pada 1H25 – Bea cukai China mencatat bahwa impor batu bara dari Indonesia pada Juni 2025 anjlok -30% YoY sehingga China baru mengimpor ~91 juta ton batu bara Indonesia selama 1H25 (-12% YoY). Hal ini dapat mengindikasikan kinerja volume emiten yang lemah pada 2Q25, terutama bagi emiten yang cukup banyak mengekspor batu bara kalori rendah ke China. |
|
|
Investasi SBR014 di Bibit Ada Cashback hingga Rp45 Juta
|
|
|
Writer: Bibit Investment Research Team Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual produk tertentu. |
|
|
Email ini dikirim oleh PT Bibit Tumbuh Bersama, Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam email ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi investor yang menggunakan APERD PT Bibit Tumbuh Bersama dan menerima email ini. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan PT Bibit Tumbuh Bersama. Reksa dana merupakan produk pasar modal dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas risiko pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Semua investasi mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa depan. Kinerja historikal, keuntungan yang diharapkan dan proyeksi probabilitas disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi.
Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini.
|
Copyright © 2024. All rights reserved. |
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar