- IHSG Ditutup di Level All–Time High – IHSG ditutup di level 7.931 pada Kamis (14/8), menandai level penutupan all-time high, didorong oleh net foreign inflow menyusul berbagai sentimen positif.
- RAPBN 2026: Target Pertumbuhan PDB +5,4% – Target tersebut lebih tinggi dibandingkan outlook APBN 2025 dan proyeksi IMF. RAPBN juga mengincar kenaikan penerimaan pajak +13% YoY.
- Negosiasi Dagang AS–China Berlanjut – Jeda implementasi tarif atas barang asal China ditunda 90 hari, berpotensi meredakan kekhawatiran seputar tarif.
|
| |
- IHSG ditutup menguat +0,49% ke level 7.931 pada Kamis (14/8), menandai level penutupan tertinggi sepanjang masa (all–time high), didorong oleh net foreign inflow sebesar Rp4,9 triliun sepekan terakhir.
- Sentimen positif sendiri datang dari global seiring menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed — menyusul rilis data tenaga kerja AS dan data inflasi AS yang relatif sejalan dengan ekspektasi — serta perpanjangan waktu negosiasi dagang AS-China.
- Probabilitas pemangkasan suku bunga AS sebesar 25 bps pada pertemuan September 2025 tercatat 83,6% pada Selasa (19/8). Hingga akhir 2025, peluang pemangkasan minimum 50 bps masih tinggi di level 80,9%.
|
- Presiden Prabowo Subianto pada Jumat (15/8) memberikan pidato terkait target dan program untuk 2026 bersamaan rilisnya nota keuangan RAPBN 2026.
- RAPBN 2026 menargetkan pertumbuhan ekonomi +5,4% YoY. Angka ini lebih tinggi dibandingkan outlook APBN 2025, yakni +4,7%-5,0% YoY, dan lebih tinggi dibandingkan proyeksi IMF sebesar +4,8% YoY pada outlook Juli 2025.
- Selain itu, RAPBN 2025 menargetkan kenaikan penerimaan pajak sebesar +13% YoY pada 2026.
- Sebelumnya, Kementerian Keuangan melaporkan bahwa pendapatan negara 1H25 turun -9% YoY, setara 40% dari target APBN 2025, dengan penerimaan pajak turun -7% YoY selama 1H25.
- Target ini datang di tengah penolakan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap permohonan pengujian materiil terhadap UU No. 7/2021 tentang harmonisasi peraturan perpajakan. MK menilai rentang tarif PPN 5–15% dalam UU HPP merupakan kebijakan fiskal yang fleksibel, sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan kebutuhan negara.
|
- Presiden AS Donald Trump pada Senin (11/8) memperpanjang jeda implementasi tarif atas barang asal China selama 90 hari hingga 10 November 2025.
- Langkah ini dinilai dapat meredakan kekhawatiran perang tarif dan memberi waktu tambahan bagi AS–China untuk melanjutkan negosiasi.
- Sebelumnya, pada Juni 2025, kedua negara telah mencapai kesepakatan framework perdagangan.
- Bloomberg melaporkan bahwa tanpa perpanjangan, tarif barang asal China ke AS berpotensi melonjak hingga 54% mulai Selasa (12/8) dini hari waktu setempat.
|
|
|
Kami menilai bahwa keberlanjutan foreign inflow ke depan salah satunya akan bergantung pada perbaikan fundamental ekonomi Indonesia. - RAPBN 2026 sendiri cukup optimistis dengan asumsi pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan target tahun ini maupun proyeksi IMF.
- Namun dalam jangka pendek, kami melihat bahwa investor akan berfokus pada potensi akselerasi belanja pemerintah pada 2H25, termasuk insentif–insentif untuk mendongkrak konsumsi.
|
Dari sisi global, investor perlu memonitor perkembangan dari dampak kebijakan tarif AS yang mulai diimplementasikan pada Agustus 2025, mengingat potensi pengaruhnya terhadap inflasi dan arah kebijakan suku bunga The Fed. Di tengah berbagai dinamika market, seperti terus berubahnya narasi pertumbuhan perekonomian dan kebijakan suku bunga, investor dapat mempertimbangkan produk dengan low–moderate risk seperti Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Obligasi. |
*Return reksa dana per 15 Agustus 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. |
*Return reksa dana per 15 Agustus 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. |
Selain itu, investor dapat mempertimbangkan SBN Retail SR023 yang memberikan imbal hasil Fixed Rate: pasti stabil hingga jatuh tempo. Cocok untuk stabilkan portofolio di tengah ketidakpastian market.
SBN SR023 bisa dibeli di Bibit mulai 22 Agustus 2025 pukul 09.00 WIB hingga 12 September 2025 pukul 10.00 WIB.
|
|
|
IHSG All–Time High Didukung Net Foreign Inflow
|
Sumber: Bloomberg per 15 Agustus 2025, kecuali Foreign Flow Obligasi per 14 Agustus 2025
|
|
|
📉 GIIAS Lesu, Penjualan Mobil Juli 2025 Lemah – Gaikindo mencatat bahwa penjualan wholesales mobil pada Juli 2025 hanya mencapai 60.552 unit (-18% YoY, +5% MoM). Sebagai konteks, penjualan wholesales pada Juli 2025 bersinggungan dengan pameran GIIAS 2025 pada 24 Juli–3 Agustus 2025 (GIIAS 2024: 18–24 Juli 2024). 🧀 Bel S.A. Beli 22,5% Saham KEJU Senilai Rp709 M – Mitra Garudafood Putra Putri Jaya $GOOD, Bel S.A., membeli ~1,3 miliar saham $KEJU dengan harga rata–rata Rp560/lembar pada 8 Agustus 2025. Kerja sama ini ditujukan untuk mengembangkan bisnis $KEJU, dengan memanfaatkan keahlian Bel S.A. di kategori keju dan camilan berbahan dasar keju. |
|
|
Writer: Bibit Investment Research Team Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual produk tertentu. |
|
|
Email ini dikirim oleh PT Bibit Tumbuh Bersama, Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam email ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi investor yang menggunakan APERD PT Bibit Tumbuh Bersama dan menerima email ini. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan PT Bibit Tumbuh Bersama. Reksa dana merupakan produk pasar modal dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas risiko pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Semua investasi mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa depan. Kinerja historikal, keuntungan yang diharapkan dan proyeksi probabilitas disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi.
Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini.
|
Copyright © 2024. All rights reserved. |
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar